Nahdlatul Ulama, Berdiri Sejak 1926
(Kebangkitan 'Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam), disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam besar di Indonesia.Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi.
Aswaja NU Center
Mengawal Pemahaman dan Pengamalan Nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jama'ah an-Nahdliyyah
Media Aswaja NU Center Magetan
Dalam Mengawal Pemahaman dan Pengamalan Nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jama'ah an-Nahdliyyah, Aswaja NU Center Magetan membuka konten : Nuansa Aswaja, Maktabah, Audio Aswaja, Radio Aswaja NU Magetan dan Video Aswaja
Radio Aswaja NU Magetan
Media siar yang dikawal oleh Aswaja NU Center Magetan, mencapai rating yang sungguh mengagumkan, dengan materi kajian dan irama sholawat, dipancarkan pada frequensi 96,3 Mhz dan streaming di : www.radionumagetan.com
Markaz Aswaja NU Magetan
Komplek Perkantoran PCNU Magetan dan Masjid Kubahsongo, juga Lembaga Pendidikan mulai PAUD dan TK Muslimat NU, SDNU Islamiyah dan SMP-NU sebagai pusat kegiatan.
Kitab al-Fiqh 'ala madzhabil arba'ah Juz 1
Penulis : Abdurrohman al-Jaziri
Penerbit : Darul Kutub Al-Ilmiyah, Beirut – Lebanon
Cetakan : Pertama
Tahun Terbit : 2003
Seruan Menjelang Ramadhan 1437 H
IPNU-IPPNU akan bagikan takjil
Swadaya, Rekan-Rekanita Pelajar NU Magetan Berbagi Takjil
Magetan, NU OnlinePengurus harian Ikatan Pelajar Nadhlatul Ulama dan Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) kabupaten Magetan membagikan takjil kepada para pengguna jalan yang melintas di alun-alun Magetan, Ahad (12/7). Mereka mendanai ongkos takjil dengan iuran wajib dan iuran sukarela kadernya.
Ketua IPNU Magetan Thoha Rizal Al-Aziz mengatakan, kegiatan ini adalah sudah dilakukan secara rutin. Tahun ini difokuskan di alun-alun Magetan.
“Usai membagikan takjil, kami juga menggelar evaluasi serta konsolidasi dengan pengurus harian IPNU-IPPNU Magetan dalam acara buka bersama,” ujar Thoha.
Menurutnya, sumber dana pokok yang digunakan untuk pembelian takjil berasal dari iuran wajib dan sukarela rekan dan rekanita. Kadang ada tambahan dari donatur tokoh NU Magetan.
Adapun dipilihnya alun-alun Magetan sebagai tempat untuk pembagian takjil, bertujuan agar masyarakat mengenal lebih dekat dengan pelajar NU.
“Biasanya satu satu tempat yang cukup ramai dikunjungi oleh para warga menjelang buka puasa adalah alun-alun, sehingga kami manfaatkan untuk lokasi pembagian takjil. Tujuannya selain berbagi juga untuk menunjukkan eksistensi IPNU-IPPNU Magetan,” pungkasnya. (Ahmad Rosyidi/Alhafiz K)
sumber: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,2-id,60872-lang,id-c,daerah-t,Swadaya++Rekan+Rekanita+Pelajar+NU+Magetan+Berbagi+Takjil-.phpx
NU Setuju 1 Juni Ditetapkan Hari Lahir Pancasila
Surabaya, NU Online
Ketua PWNU Jawa Timur KH M Hasan Mutawakkil Alallah mengatakan, Nahdlatul Ulama memiliki peran penting dalam sejarah kebangsaan Indonesia. Pada saat mengusir penjajah, merebut dan memperjuangkan kemerdekaan, organisasi yang didirikan para kiai tersebut ikut andil. Juga dalam perumusan dasar Negara.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, menurut dia, harus punya tanggal lahir. "Sebagai dasar negara sampai saat ini Pancasila tidak memiliki ketetapan hari lahir, masak kalah sama yayasan yang punya hari lahir," jelas Kiai Mutawakkil saat ditemui di Mercure Grand Mirana Hotel Surabaya (1/3).
Karena itulah, kata dia, PWNU Jawa Timur mengadakan seminar nasional tentang hari lahir Pancasila. "Satu Juni dimana saat Bung Karno berpidato tentang dasar negara itulah hari kelahiran pancasila," kata Kiai Mutawakkil.
Saat ditemui di tempat berbeda, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan setuju 1 Juni sebagai hari Pancasila. Pencetus dan pengusul hari lahir Pancasila di tanggal itu di antaranya tokoh NU, KH Masjkur. "PBNU Setuju kalau hari lahir Pancasila 1 Juni," pungkas Kiai Said sembari meninggalkan ruangan.
Dalam seminar ini, hadir beberapa narasumber diantaranya Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristyanto, Gubenur Jatim H Soekarwo dan pengamat sosial politik Eep Saifullah Fatah.
Lebih lanjut Kiai Mutawakkil mengatakan, hubungan Pancasila dengan Islam itu sudah final bagi NU. "Saat merumuskan Pancasila kader NU berada di dalamnya. Pada tahun 1983 NU juga mengadakan bahtsul masail di Pesantren Zainul Hasan Genggong dan memutuskan menerima Pancasila sebagai dasar negara dan dideklarasikan pada saat Muktamar NU ke 27 di Situbondo," ungkap Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong ini.
Ia berharap, dengan seminar ini bisa memberi pemahaman kepada masyarakat betapa pentingnya Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini. (Rof maulana/Abdullah Alawi)
http://www.nu.or.id/post/read/66195/nu-setuju-1-juni-ditetapkan-hari-lahir-pancasila
KHUTBAH MENYAMBUT DATANGNYA BULAN RAMADHAN 1437 H
ألْحَمْدُلِلّهِ
الّذِيْ جَعَلَ شَهْرَ رَمَضَانَ غُرَّةَ وَجْهِ الْعَامِ, وَشَرَّفَ
أَوْقَاتَهُ عَلَى سَائِرِ الأَوْقَاتِ, وَفَضَّلَ أَيَّامَهُ عَلَى سَائِرِ
الأَيَّامِ,
|
أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شهادَةَ مَنْ قَالَ رَبِّيَ
اللهُ ثُمَّ اسْتَقَامَ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ مَنْ صَلَّى وَصَامَ
|
اللهمّ صَلّ وسّلِّمْ
علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدِ وعَلى آلِه وأَصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ
وَمَصَابِيْحِ الظَّلاَمِ, أمَّا بعْدُ,
|
فيَا أَيُّهَا
النَّاسُ ,اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ وَتَرْكِ الأَثَامِ
|
Marilah pada saat yang berbahagia ini, saya mengajak kita semua, untuk bersama-sama selalu berusaha meningkatkan taqwa kita kepada Allah SWT. yakni dengan senantiasa memperhatikan dengan sungguh-sungguh sekaligus melaksanakan dengan sebaik-baiknya apa yang menjadi perintah Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW, dan meninggalkan serta menjauhi apa yang menjadi laranganNya, sehingga kelak kita termasuk ke dalam golongan hamba-hambaNya yang beruntung dan menjadi manusia yang ditempatkan paling mulia, dan marilah kita selalu berupaya menggapai kemurahan dan cinta kasih kanjeng nabi Muhammad SAW, karena kecintaaan beliau melebihi kecintaan orang tua kepada anaknya baik di dunia maupun di akhirat,. amin-amin ya rabbal 'alamin.
Hadirin jama'ah shalat jum'at rahimakumullah
Sebentar lagi ,tamu yang mulia yakni;bulan Ramadhan akan segera tiba menyapa kita. Tamu terhormat yang datang dengan membawa segudang peluang dan kesempatan emas bagi kita umat Muhammad. Kenapa dikatakan demikian? tak lain karena di dalam bulan Ramadhan terkandung kemuliaan dan keistimewaan yang amat besar, yang tak bisa dijumpai pada bulan-bulan lainnya. Nilai ibadah dilipatgandakan, do'a-do'a dikabulkan, dosa-dosa diampuni, pintu surga dibuka, sementara pintu neraka ditutup.
وَرَغْمَ أَنْفِ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانَ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَلَهُ
Sebelum tamu mulia Ramadhan datang, saya mengajak diri saya dan jama’ah sekalian : marilah kita persiapkan diri kita lahir maupun batin, buanglah rasa ego , keangkuhan, dan sifat bohong, tanamankan rasa malu kepada Allah dan RasulNya. Malu untuk korupsi, malu untuk berbicara tidak sesuai dengan prilakunya, serta menyakiti orang lain.
Persiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam rangka menyambut bulan yang penuh berkah tersebut, sehingga kita dapat memanfaatkannya secara maksimal untuk beribadah mendekatkatkan diri kepada Allah swt. Dengan demikian, apa yang menjadi Tujuan Akhir dari puasa ramadhan ini, yakni derajat "Ketaqwaan" dapat kita raih. Untuk itulah, Rasulullah SAW tak lupa berpesan kepada umatnya ketika bulan Ramadhan datang - sebagaimana hadits yang diriwayatkan an-Nasa'i dari Abu Hurairah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرْدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ. فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Selain itu, Rasulullah mengajarkan kepada kita sebuah do'a yang dipanjatkan menjelang datangnya Ramadhan, yakni :
Oleh karena itu, marilah kita sambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh suka cita “Marhaban Ya Ramadhan (selamat datang bulan Ramadhan), kami sambut kedatanganmu dengan penuh suka cita.”
Hadirin jama'ah shalat jum'at rahimakumullah
Ada beberapa sikap terpuji yang dilakukan para ulama sholeh terdahulu dalam menyambut bulan suci Ramadhan yang pantas diteladani:
Kedua, dengan pengetahuan yang mendalam.
Persepsi dan pengetahuan yang utuh tentang bulan Ramadhan akan menghindarkan diri dari kesalahan-kesalahan yang bisa merusak ibadah Ramadhan, lantaran disebabkan oleh ketidaktahuan kita. Persepsi yang utuh tentang keutamaan Ramadhan akan mendorong tumbuhnya motivasi dari dalam diri untuk menjalani ibadah dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, pada bagian ini, persiapan-persiapan yang bisa dilakukan adalah dengan banyak bertanya, belajar dan membaca. Seseorang akan mampu mengerjakan sesuatu dengan sempurna dan riang gembira jika ia tahu dengan pasti apa alasan, tujuan dan manfaat di balik sesuatu yang akan ia kerjakan.
Ketiga, dengan selalu berdo’a.
Empat, dengan mengokohkan tekad serta merencanakan secara matang untuk mengisi Ramadhan.
Kelima, Persiapan Ruh dan Jasad, jasmani dan ruhani
Dengan mengondisikan diri pada bulan Sya’ban untuk berpuasa, bersedekah dan memperbanyak ibadah, kondisi ruhiyah akan meningkat, dan tubuh akan terlatih berpuasa Dengan kondisi seperti ini, maka ketika memasuki bulan Ramadhan, kondisi ruh dan iman telah siap dan semakin membaik, maka selanjutnya akan dapat langsung menyambut bulan Ramadhan yang mulia ini dengan amal dan kegiatan yang dianjurkan. Di sisi lain, tidak akan terjadi lagi gejolak fisik dan proses penyesuaian yang kadang-kadang dirasakan oleh orang-orang yang pertama kali berpuasa, seperti lemas, demam dan sebagainya.
Keenam, Persiapan Materi.
Demikianlah khutbah yang dapat kami sampaikan, semoga kiranya kita memperoleh rahmat, hidayat serta kekuatan untuk dapat mempersiapkan diri secara maksimal, menyongsong datangnya bulan Ramadhan besok, amin, amin ya Robbal 'alamin.....
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْالآيَاتِ وَالذِّّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَبِّّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
Menyongsong Ramadhan 1437 H
– membagikan buku saku atau selebaran yang berisi nasihat dan keutamaan puasa.